RADIOWEBINDO- Pemerintah Indonesia menargetkan tahun ini angka stunting anak turun menjadi 17 persen. Pada 2022 angka stunting Indonesia yakni 21,6 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terbaru.
Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.
Baca Juga: Sisi Positif dan Negatif Bermain Trading Card Game
Meskipun jumlah anak yang terkena stunting menurun antara tahun 2000 dan 2016, kondisi ini masih mempengaruhi hampir 1 dari 4 anak di seluruh dunia yang berusia di bawah 5 tahun.
Pertumbuhan terhambat paling sering terjadi di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara, dengan sekitar 35,8 persen dan 34,5 persen anak-anak yang terkena dampaknya di wilayah ini.
Untuk mengatasinya, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa memperkenalkan telur ke dalam menu makanan anak-anak di negara berkembang dapat membantu mengurangi beban pertumbuhan yang terhambat.
Dikutip dari Medical News Today, studi baru - yang dipimpin oleh Lora Iannotti dari Brown School di Washington University di St Louis, MO - memberikan bukti lebih lanjut tentang manfaat pertumbuhan dari telur, setelah menemukan bahwa memberi makan satu butir telur per hari kepada anak-anak selama 6 bulan dapat mengurangi risiko stunting.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Gundam
Prevalensi pertumbuhan terhambat berkurang hingga 47 persen dengan asupan telur setiap hari
Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan anak-anak berusia 6 hingga 9 bulan dari Equador, Amerika Selatan, di mana sekitar 23 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami pertumbuhan yang terhambat, dan sekitar 6 persen mengalami kekurangan berat badan.
Anak-anak tersebut secara acak dimasukkan ke dalam salah satu dari dua kelompok. Satu kelompok diberi makan satu butir telur setiap hari selama 6 bulan, sementara kelompok lainnya tidak diberi makan telur (kontrol).
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang diberi makan telur memiliki skor panjang dan berat badan menurut umur yang lebih tinggi secara signifikan daripada kelompok kontrol.
Baca Juga: Hal-Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Apple Vision Pro
Artikel Terkait
6 Cara Cegah Bibir Kering
Mendikbudristek: PTM Terbatas Cegah Memudarnya Capaian Belajar dan Jaga Kesehatan Jiwa Anak
Kemen PPPA Dorong Keterlibatan Generasi Muda untuk Cegah Praktik Sunat Perempuan
Cegah Peningkatan Kasus Omicron, Pemerintah Himbau Masyarakat Untuk Tidak Ke Luar Negeri
Cegah COVID-19 dari Luar Negeri, Polri Luncurkan Aplikasi Monitoring Karantina Presisi