RADIOWEBINDO- Kepala polisi nasional Thailand Jenderal Pol Damrongsak Kittiprapas menyatakan, pembantaian yang terjadi di sebuah Tempat Penitipan Anak di provinsi timur laut Nong Bua Lam Phu, Kamis (6/10/2022), mengakibatkan 38 orang tewas dan 10 lainnya luka-luka. Korban tewas termasuk si pembunuh, istri dan putra mereka yang berusia 3 tahun, yang juga ditembak oleh pelaku.
Dikutip dari Bangkok Post, polisi menyatakan, 24 dari mereka yang tewas dalam peristiwa di pusat penitipan itu adalah anak-anak, setelah mantan Sersan Pol Panya Khamrab menerobos masuk ke fasilitas penitipan anak yang dioperasikan oleh organisasi administrasi tambon Uthai Sawan di distrik Na Klang.
Penembakan dimulai pukul 12.10 waktu setempat. Motif pasti pria bersenjata itu hingga kini belum diketahui.
Baca Juga: 37 orang Termasuk 22 Anak-anak Tewas dalam Pembantaian di Thailand
Polisi mengatakan, mantan Sersan Pol Panya (34) sebelumnya dikeluarkan dari kepolisian pada 15 Juni karena memiliki pil metamfetamin. Dia ditangkap lima bulan sebelumnya pada 20 Januari, ketika dia dilaporkan mengakui tuduhan itu.
Sersan Pol Panya melarikan diri dari tempat kejadian dengan mobil pikapnya setelah pembantaian tersebut. Biro Investigasi Pusat memposting di halaman Facebooknya bahwa pria bersenjata itu kemudian menembak dirinya sendiri, istri, dan anaknya di dalam rumahnya saat dikepung oleh polisi.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga yang ditinggalkan. Dia juga mengatakan telah menginstruksikan Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia untuk meningkatkan pembayaran kompensasi kepada mereka.
Wakil kepala polisi nasional Jenderal Pol Torsak Sukwimol mengungkapkan, ibu dari pria bersenjata itu mengatakan kepadanya bahwa putranya telah pergi ke pengadilan untuk menghadiri sidang kasus narkoba pada Kamis pagi, sesaat sebelum penembakan itu.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Masih Berlangsung, BPBD DKI Jakarta Imbau Masyarakat Waspada
Setelah meninggalkan pengadilan, dia tampak stres, mengambil beberapa narkotika dan mulai merasa paranoid. Ibu pelaku menambahkan, dia kemudian mengambil senjatanya dan menuju ke Tempat Penitipan Anak.
Jenderal Pol Torsak mengatakan, pria bersenjata itu melepaskan tembakan saat anak-anak sedang tidur. Dia juga menggunakan pisau untuk menyerang dan membunuh banyak korbannya.
Pengadilan dijadwalkan untuk menjatuhkan putusan dalam kasus narkoba mantan Sersan Pol Panya pada hari Jumat. Juru bicara Kepolisian Kerajaan Thailand Mayor Jenderal Pol Archayon Kraithong, memperingatkan warganet untuk tidak membagikan klip atau gambar penembakan untuk mengurangi traumatis yang diderita oleh keluarga korban serta masyarakat setempat .
Juru bicara Kepolisian Daerah Provinsi ke-4 Mayor Jenderal Pol Paisarn Luesomboon mengatakan, pelaku kemungkinan menyimpan dendam setelah dia dipecat. Selain itu diperkuat pula oleh efek penyalahgunaan narkoba.
Namun masih belum jelas mengapa dia memilih Tempat Penitipan Anak sebagai targetnya. Paisarn Luesomboon menduga, kemungkinan karena anak-anak adalah sasaran yang rentan.
Peristiwa hari Kamis tersebut adalah penembakan massal terburuk di Thailand. Sebelumnya, seorang tentara melepaskan tembakan di Terminal 21 pusat perbelan dan lokasi lainnya di Nakhon Ratchasima pada 8 Februari 2020. Dalam penembakan itu, pelaku menewaskan 29 orang dan melukai 58 lainnya sebelum akhirnya ditembak mati.
Artikel Terkait
Kementerian Kehakiman Thailand Bentuk Panel Ahli forensik Untuk Verifikasi Rincian Autopsi Jenazah Tangmo
Pihak Berwenang Thailand Akan Selidiki Penyebaran Iklan Alkohol yang Menampilkan Lisa BLACKPINK
Aktor Thailand Beam Papangkorn Meninggal Saat Tidur
Lama Menghilang, Kim Seon Ho Terlihat Muncul di Thailand
37 orang Termasuk 22 Anak-anak Tewas dalam Pembantaian di Thailand