Charles III Telah Resmi Dinobatkan Sebagai Raja

- Sabtu, 6 Mei 2023 | 19:59 WIB
Raja Charles III  (YouTube The Royal Family )
Raja Charles III (YouTube The Royal Family )

RADIOWEBINDO- Charles III akhirnya secara resmi dinobatkan sebagai raja, Sabtu (6/5/2023). Penobatan ini merupakan yang pertam kalinya di Inggris sejak tahun 1953.

Tepat pukul 12:02 siang waktu setempat, Uskup Agung Canterbury Justin Welby meletakkan Mahkota St Edward yang terbuat dari emas di atas kepala Charles sebagai simbol sakral dan kuno dari otoritas raja.

Teriakan "God Save the King" terdengar dari 2.300 jemaat yang hadir di Westminster Abbey dan terompet pun dibunyikan sebagai puncak dari upacara pengukuhannya sebagai raja. Di luar, tembakan seremonial terdengar di daratan dan lautan, sementara lonceng-lonceng berdentang di gereja-gereja.

Baca Juga: Meski Batal Digelar di Indonesia, 'Glorious' Tetap Jadi Lagu Resmi Piala Dunia FIFA U-20

Charles (74) akan mengenakan Mahkota St Edward hanya sekali selama masa pemerintahannya. Istrinya, Camilla (75) dinobatkan sebagai ratu dalam upacara yang lebih sederhana setelahnya.

Upacara doa dan pujian yang dilakukan oleh umat Kristiani - yang kental dengan sejarah dan tradisi Inggris selama 1.000 tahun, dengan jubah mewah dan tanda kebesaran yang tak ternilai harganya.

Namun acara penobatan ini sempat diwarnai protes dari para pengunjuk rasa anti monarki. Bahkan sebelum Charles dan Camilla meninggalkan Istana Buckingham, polisi menangkap puluhan pengunjuk rasa yang menggunakan wewenang baru yang tercantum dalam undang-undang untuk menindak kelompok-kelompok aksi langsung.

Dikutip dari Malay Mail, gerakan anti-monarki Republic - yang menginginkan kepala negara yang dipilih - mengatakan bahwa enam organisatornya ditahan, sementara aktivis iklim Just Stop Oil mengatakan bahwa 19 orang di antara mereka ditahan.

Baca Juga: Pangeran Harry dan Pangeran Andrew Tidak Memiliki Peran Formal di Penobatan Raja Charles

Namun demikian, puluhan aktivis Republik memegang spanduk tinggi-tinggi di rute rute pawai, menyatakan: "Bukan Raja Saya."
Baik Human Rights Watch maupun Amnesty International menyuarakan keprihatinan mereka atas penangkapan tersebut. "Ini adalah sesuatu yang Anda harapkan terjadi di Moskow, bukan di London," kata HRW.

Kepolisian Metropolitan London mengerahkan sekitar 11.500 petugas di jalanan dalam salah satu operasi keamanan terbesar yang pernah ada. Mereka telah memperingatkan bahwa mereka memiliki "ambang batas yang sangat rendah" untuk protes.

Selain menjadi penobatan pertama dalam 70 tahun, ini juga merupakan penobatan raja pertama sejak 1937. Penobatan ini juga menjadi penobatan kedua yang disiarkan di televisi dan yang pertama dalam bentuk berwarna, dan disiarkan secara online.

Editor: Alfia Sudarsono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X